SUARASULAWESI.COM - MAKASSAR - Isu terkait gesekan antarsuku di kalangan mahasiswa, khususnya di wilayah Makassar, dipastikan tidak benar adanya.
Ketua Semut Hitam Sulsel, Syarifuddin yang akrab disapa Puput, dengan tegas membantah isu tersebut dan mengajak seluruh mahasiswa untuk kembali mengedepankan nilai-nilai luhur budaya Bugis-Makassar dalam setiap interaksi. Jumat 25/07/2025
Dalam pernyataannya, Puput menekankan pentingnya tiga prinsip utama dalam budaya Bugis-Makassar yang menjadi landasan dalam berinteraksi sosial: Sipakatau, Sipakalebbi, dan Sipakainge.
"Mari kita senantiasa berpegang teguh pada Sipakatau, Sipakalebbi, dan Sipakainge," ujarnya.
Sipakatau berarti memanusiakan manusia, saling menghargai sebagai sesama individu tanpa memandang latar belakang suku, ras, atau agama. Prinsip ini mengajarkan untuk memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.
Sipakalebbi mengandung makna saling menghormati dan memuliakan. Ini berarti memberikan penghargaan kepada orang lain, menghargai perbedaan, dan tidak merendahkan siapa pun.
Sipakainge berarti saling mengingatkan dalam kebaikan. Prinsip ini mendorong setiap individu untuk menegur atau menasihati dengan cara yang baik jika melihat ada yang keliru, demi menjaga keharmonisan dan kebersamaan.
"Ketiga prinsip ini adalah warisan leluhur yang tak ternilai harganya. Dengan mengamalkan Sipakatau, Sipakalebbi, dan Sipakainge, kita dapat menciptakan lingkungan kampus yang harmonis, saling mendukung, dan jauh dari perpecahan akibat isu-isu yang tidak bertanggung jawab," tegas Ketua Semut Hitam.
Pihaknya berharap seluruh elemen mahasiswa dapat bersatu padu, fokus pada kegiatan positif, serta bersama-sama membangun citra positif kampus dan daerah dengan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang telah diwariskan.(**)
Editor : Uchenk


