SUARASULAWESI.COM, MAKASSAR - Tanah yang dulu dipandang dari sudut sosial, yang tercakup dalam lingkup Hukum Adat, Hak Ulayat dan fungsi sosial, kini mulai dilihat dari sudut ekonomi, sehingga tepat apabila Perserikatan Bangsa-Bangsa mensinyalir bahwa saat ini masalah pertanahan tidak lagi menyangkut isu kemasyarakatan tetapi telah berkembang menjadi ketimpangan isu ekonomi, ujar Bahar,"
Sedangkan dalam perspektif Hukum memiliki
peranan yang sangat penting dalam ketimpangan kehidupan manusia, karena dapat menentukan keberadaan dan kelangsungan hubungan dan perbuatan hukum, baik dari segi individu maupun dampak bagi orang lain.
Oleh karena itu tindakan Preventif sangat diperlukan dalam mencegah masalah tanah tersebut, agar tidak sampai menimbulkan konflik kepentingan dalam masyarakat.
Diperlukan pengaturan, penguasaan dan penggunaan tanah yang kerap kali disebut dengan Hukum Tanah, dengan tetap mengacu pada peraturan/Tata Tertib prosedural, dalam penerbitan suatu Alas Hak Tanah sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang Pokok Agraria, beserta pijakan Hukum lainnya, tambah Bahar,"
Beranjak akan hal tersebut, terdapat Fenomena Mencengangkan dimana diduga kembali terjadi perselisihan Tanah, antara Pihak Ahli Waris dengan Pihak Indo Grosir yang berada dijalan Perintis Kemerdekaan km.18, kota Makassar.
Terlihat atau terdapat pemasangan PLAN/ papan bicara dari DPP L.A.I, dan juga adanya penutupan Akses Masuk ke Perusahaan Indo Grosir, yang terpampang disekitar wilayah itu pada hari ini, Senin, 22- mei- 2022, dan Komplik Perkara Tanah antara Ahli Waris dengan Indogrosir disinyalir/ diduga adanya gerakan Un-prosedural/ Modus Operandi, dalam penunjukan suatu Objek Perkara lokasi tanah, imbuh Bahar, S.H.,"
Sehubungan dengan Insiden tersebut, Bahar selaku Pemerhati Hukum, yang terkesan Vokal dan konsen dalam mendampingi suatu Konflik persoalan Perkara Tanah, yang dimana banyak masyarakat kecil yang kadangkala menjadi santapan lezat para Oknum-oknum Mafia Tanah dalam mewujudkan suatu Hasratnya.
sudah beberapa hari ini mendapat telfon dari seseorang, salah satunya inisial F, dari pihak terkait agar sekiranya insiden tersebut dapat dirumuskan bersama, agar tidak saling mencederai satu sama lain, dan tidak ada unsur tunggangan didalamnya" tutup Bahar.
Red