"Mengalir Dari Pengusaha ke Politik" Prof Muammar : Arwan Tjahjadi Sangat Layak Mengisi Parlemen

"Mengalir Dari Pengusaha ke Politik" Prof Muammar : Arwan Tjahjadi Sangat Layak Mengisi Parlemen

Redaksi
Kamis, 18 Januari 2024

SUARASULAWESI.COM, MAKASSAR - Gelaran Peluncuran Buku "Mengalir dari Pengusaha ke Politisi" mendapat apresiasi dari berbagai kalangan diantaranya datang dari para pengusaha, politisi, pemerintahan dan sahabat serta keluarga. Owner Losari Grup, Ir. Arwan Tjahjadi juga disebut-sebut sangat layak mengisi Parlemen karena memiliki integritas yang tinggi.

Hal tersebut disampaikan Prof Dr KH Muammar Bakry, Lc. M.Ag selaku Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme saat hadir sebagai pemberi petuah pada hajatan peluncuran buku yang digelar di salah satu Hotel di Jalan Jenderal Sudirman Kota Makassar, Senin (15/01/2024) sore.

Dalam sambutan Muammar Bakry menjelaskan, bahwa kurang lebih 4 tahun bersama Arwan Tjahjadi diawali dari kebersamaannya mengurusi Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme, kebetulan saya Ketua dan beliau di amanahkan sebagai bendahara.

Di forum tersebut, saya (Muammar) melihat seorang Arwan yang memiliki integritas yang tinggi. "Luar biasa laporan-laporan keuangan beliau". Kalau orang Bugis katakan "Lempu", sesuai dengan namanya "Arwan" itu artinya berani dan "Tjahjadi" bercahaya. Kalau digabung Arwan Tjahjadi adalah orang yang memiliki cahaya keberanian.

Menurutnya, beliau ini kalau ukuran Indonesia boleh dikatakan hartawan tapi sangat low profile orangnya, seperti apa yang tertulis pada bukunya "biarpun kaya na cini' ca'di" artinya bukanlah kekayaan seseorang kita melihat orang itu besar. Pandangan saya, ini merupakan filosofi yang luar biasa dari seorang Arwan Tjahjadi.

"Jadi, sangat wajar dan saya kira memang perlu kita dukung bersama, orang-orang seperti ini sewajarnya mengisi parlemen. Beliau sudah cukup dengan dirinya," sambung

"Pak Arwan ini sudah cukup dengan dirinya. Sisa ingin mengabdi, mewakafkan seluruh hidupnya untuk negara dan bangsa," pungkasnya.

Masih di tempat yang sama, Prof Dr. Aminuddin Salle, SH, MH dalam sambutannya juga menyampaikan, bahwa Arwan Tjahjadi ini bukan saja pencetus ide tapi juga sebagai pelaksana.

Menurutnya, ada pepatah yang sudah bisa ditinjau kembali. "Kalau ingin tahu membacalah dan kalau ingin diketahui menulislah", dan ternyata perlu dikoreksi, Arwan menulis buku bukan untuk dikenali karena beliau orang terkenal sudah dari dulu.

Aminuddin juga menjelaskan tentang nama. Menurutnya ini tidak salah-salah Daeng Manaba atau Naba, intinya Annaba atau Naba yang juga bersifat sosial dan itu telah dibuktikan oleh Arwan Tjahjadi.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Prof Dr Aminuddin Salle juga membacakan salah satu kutipan Budayawan Tionghoa yang sangat terkenal, "Hujan gerimis ta' bassi-bassi, jatuh di tanah a racci-racci, rambut geriting a korocicci, apa boleh buat paraikatte si lacci-lacci", sontak mendapat tepukan hangat dari ratusan undangan yang hadir.

Tak lupa, Aminuddin mengucapkan terima kasih dan apresiasi telah membuat salah satu karya besar yang dibuat oleh Ir. Arwan Tjahjadi yakni mengerjakan Film 10 lagu Makassar ditempat kami," tutupnya.

Sementara, rasa haru terpancar diraut wajah seorang Arwan Tjahjadi sembari tersenyum dan berucap "di tempat ini, terharu rasanya telah menghadirkan perjalan saya yang saat ini genap 71 tahun, sesungguhnya buku ini sudah lama saya cita-citakan untuk saya lahirkan, kira-kira 10 tahun yang lalu," kata politisi senior yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sulsel.

"Buku ini sebenarnya sudah lama tersimpan di lemari, tetapi hati saya tergoda ingin menceritakan apa yang menjadi pengalaman saya," lanjut

"Bukankah akan menjadi hal yang positif kalau diberikan kepada adek-adek penerus kita sesuatu yang boleh ditinggalkan. Kemudian buku itu 3 bulan sebelumnya saya komunikasikan dengan Yudistira Sukatanya, dan akhirnya saya seperti mendapat ilham untuk menulis buku Saifuddin Bahrum," urainya sambil mengenang sahabatnya yang telah wafat.

"Beliau (Saifuddin Bahrum) meninggal sekitar 3 bulan sejak kita meluncurkan film Ati Raja, tetapi sayangnya sahabat saya ini tidak melihat bagaimana anugerah film Ati Raja di panggung Indosiar disampaikan seluruh dunia ada film yang lahir dari Kota Makassar," kenangnya.

Arwan Tjahjadi yang saat ini juga maju mencalonkan sebagai Anggota Legislatif (Caleg) Provinsi Sulsel Dapil I Makassar A dari PSI, melalui bukunya "Mengalir dari Pengusaha ke Politisi" ini banyak menggambarkan sejarah perjalanan hidup serta karier bahkan pasang surutnya usaha yang dialaminya.


(*Rz)